Selama ini Iveco identik dengan heavy duty trucks atau truk tambang, namun untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang lebih luas, Iveco kini mulai membidik pasar lain dengan menggarap segmen on-road. Selain memenuhi kebutuhan konsumen, langkah ini dilakukan karena gejolak industri tambang yang kian menurun, khususnya Truk batu bara. Sehingga menyebabkan kegiatan produksi semakin berkurang. Akibatnya penjualan alat-alat tambang ikut lesu.
Sektor Industri Mempengaruhi Penjualan
Yah, bisa dibilang penjualan heavy duty trucks buatan Italia ini mengikuti pergerakan harga batubara. Jika harga batu bara naik, maka penjualan truk ikut naik. Namun sebaliknya, jika harga batu bara turun, penjualan truk ikut turun.
Berdasarkan data PT. Chakra Jawara, penjualan truk Eropa sempat mengalami penurunan hingga 30 persen pada Agustus tahun lalu. Namun, di tahun ini diprediksi penjualan di kisaran 1300 hingga 1400 unit. PT. Chakra Jawara merupakan distributor tunggal truk Iveco di Indonesia, yang 100 persen CBU (Completely Built Up). Sebagian besar truk Iveco main di off-road, terutama di sektor pertambangan. Sebab itu, tidak mengherankan jika penjualan produk-produk Iveco ini lebih banyak dipengaruhi oleh kondisi bisnis batu bara atau tambang.
Chakra Jawara Melakukan Terobosan
Mencermati kondisi pasar heavy duty trucks yang terus bergejolak mengikuti fluktuasi harga komoditas tambang, Chakra Jawara melakukan terobosan. Iveco di Indonesia selama ini dikenal sebagai pemain truk kelas heavy duty. Namun sejak tahun 2015 sudah mulai memasarkan truk on-road. Salah satu truk di segmen on-road yang menjadi primadona hingga saat ini adalah Iveco 682 yang terdiri dari dua model, yakni tractor head dan rigid truck.
Benar saja, data yang diperoleh Chakra Jawara sejak tahun 2015 hingga 2018 menunjukkan kenaikan hampir hingga 200 persen. Bahkan pada 2015 saat pertama kali peluncuran, terjual hingga 30 unit, dan berlanjut hingga 2018 terjual 120 unit. Tentu saja ini pencapaian yang sangat baik.
Potensi Besar di Segmen On-Road
Iveco memperkenalkan tractor head kelas 4×2, di mana kelas truk ini biasa digunakan untuk jarak pendek, seperti mengangkut ekspedisi kapal laut pengangkut kontainer dengan ukuran 20 feet. Juga konfigurasi axle 4×2 memungkinkan untuk melewati jalan-jalan yang lebih kecil. Sedangkan untuk 6×4 lebih tepat untuk jarak jauh, dengan tarikan kontainer hingga 40 feet.
Tentu saja potensi besar di segmen on-road trucks mendorong Chakra Jawara untuk makin fokus menggarapnya di tahun-tahun mendatang. Pasalnya truk-truk Iveco menawarkan banyak nilai tambah, salah satu contoh adalah pemasangan teknologi CANBus pada setiap unit yang memungkinkan customer dapat memonitor performa dari masing-masing truk.
perangkat ini sudah menjadi kelengkapan standar pada setiap unit. Kemudian data-data tersebut dapat ditarik secara real time maupun offline. Sehingga pelanggan tak perlu ke lapangan untuk menarik data-data itu arena dapat ditarik secara telematik. Data-data tersebut adalah seperti pemakaian bahan bakar, dan produktivitas. Para pemilik truk dapat mengatur jadwal perawatan rutin berdasarkan data-data tersebut.
Selain itu, para perusahaan ekspedisi juga bisa mengatur skedul perjalanan truk berdasarkan data trafik yang disajikan. Tentu saja, data-data ini juga penting untuk safety. Karena tentunya truk-truk yang terawat secara teratur dan selalu terkontrol pergerakan pasti lebih aman daripada unit-unit yang tidak terpantau. Itulah keunggulan Iveco dalam memberikan terobosan baru yang canggih. Hal ini semata-mata demi kepuasan para konsumen.